BTL amplifier adalah dua amplifier yang dijadikan satu amplifier dengan cara kedua inputnya berbeda fasa 180 derajat dan speaker dihubungkan ke kedua output amplifier tersebut (tidak melalui ground). Prinsipnya seperti ini:
Saya contohkan op-amp yang memiliki prinsip kerja yang sama dengan amplifier, yaitu U1 dan U2. Tegangan input V3 dan V4 berbeda fasa 180 derajat. Penguatan tegangannya (gain) sama dengan satu agar mudah analisanya. Bentuknya seperti ini:
Tegangan output U1 dan tegangan output U2 sama persis dengan tegangan inputnya masing-masing, karena gain = 1. Namun tegangan OUT_U1 terhadap OUT_U2 adalah selisih antara tegangan OUT_U1 terhadap ground dengan tegangan OUT_U2 terhadap ground. Bentuknya seperti ini:
Selisih tegangan OUT_U1 dengan OUT_U2 adalah 2x dari tegangan OUT_U1. Ini karena tegangan OUT_U1 dengan OUT_U2 sama besar tapi beda fasa 180 derajat. Pada contoh di atas tegangan puncak OUT_U1 = 1V dan tegangan puncak OUT_U2 = -1V. Selisih tegangannya adalah 1V – (-1V) = 2V.
BTL digunakan agar tegangan maksimal output amplifier menjadi dua kalinya. Berdasarkan rumus daya = tegangan kali tegangan dibagi bebannya (P = V x V / R), maka jika tegangannya menjadi 2x sebelumnya maka daya akan menjadi 4x sebelumnya.
Tentu saja prakteknya dayanya tidak naik 4x nya karena tidak memakai power supply yang teregulasi, jadi tegangan power supply akan turun saat daya amplifier naik, sehingga tegangan maksimal amplifier sedikit lebih kecil daripada saat tidak di-BTL. Juga tergantung dari rating daya power supply nya. Karena daya output (daya maksimal amplifier) selalu lebih kecil daripada daya input (daya maksimal power supply). Efisiensi amplifier selalu kurang dari 100%. Umumnya daya amplifier yang di-BTL sekitar 2,5x sampai 3x daya maksimal saat tidak di BTL.
Pembebanan amplifier BTL
Perlu diperhatikan bahwa masing-masing amplifier “merasakan” impedansi beban setengah dari impedansi beban saat di BTL. Misalnya saat di BTL impedansi speakernya 8 Ohm, maka masing-masing amplifier seolah-olah dibebani dengan speaker 4 Ohm. Demikian juga jika saat di BTL impedansi speakernya 4 Ohm, maka masing-masing amplifier seolah-olah dibebani dengan speaker 2 Ohm.
Sebelum memilih impedansi speaker pada amplifier BTL, periksa kemampuan masing-masing amplifiernya. Jika amplifier dibebani dengan impedansi terlalu rendah, diluar kemampuannya, akan sangat membahayakan amplifier tersebut.
Cara men-BTL Dua Amplifier
Ada dua cara men-BTL. Yang pertama dengan menambah sebuah resistor yang dihubungkan ke salah satu output amplifier dan ke input umpanbalik amplifier lainnya. Seperti yang dijelaskan pada artikel ini. Namun untuk pemula tidak saya sarankan.
Contoh BTL dengan resistor yang SALAH:
Tegangan DC pada output amplifier U1 akan mempengaruhi tegangan DC pada output amplifier U2 melalui R8.
Penerapan yang BENAR, seperti ini:
Tegangan DC output amplifier U1 melalui R8 tidak akan mempengaruhi tegangan DC output amplifier U2 karena diblok (ditahan) oleh C2.
Cara kedua adalah dengan membalik fasa salah satu input amplifiernya. Misalnya dengan rangkaian seperti ini:
IC1A adalah op-amp dalam mode non-inverting dengan gain = 1x. Lalu outputnya digunakan sebagai input IC1B yang juga op-amp dalam mode inverting dengan gain = -1x.
Kesimpulan
Membuat amplifier BTL adalah sebuah hal yang aman kalau kita tahu caranya dan tahu keterbatasannya. Pastikan daya maksimal power supply nya mencukupi. Pastikan impedansi speakernya disesuaikan dengan kemampuan amplifernya. Dan pastikan speaker yang dipakai daya maksimalnya sesuai dengan daya maksimal amplifiernya.