Berawal dari iseng-iseng bikin simulasi, lalu terpikir ide untuk membuat amplifier simetri pada inputnya seperti “Leach Amplifier“. Namun saya ingin menerapkan bagian VAS seperti Hitachi/Symasym yaitu Long Tail Pair (LTP), Kalau pada Hitachi, beban VAS adalah cermin arus, tapi karena amplifier ini simetri pada bagian inputnya, maka VAS harus simetri. Jadinya seperti gambar di bawah ini:
Saat terjadi clipping bentuk gelombangnya unik seperti tabung saat clipping, yaitu seperti ini:
Saya belum pernah melihat topologi amplifier seperti ini. Tapi saya yakin ada orang yang pernah membuat amplifier dengan topologi seperti ini. Agar lebih pasti maka saya tanyakan pada forum diyaudio.com. Rupanya Ostripper tertarik dengan ide saya dan bikin rancangan seperti ini. Ostripper juga membahasnya di sini.
Bagi yang penasaran dengan topologi amplifier ini, saya buatkan rancangan amplifier sederhana dengan power supply +-45V DC. Rancangannya seperti ini:
Bagian Input
Bagian input berupa LTP yang simetri yaitu yang pertama transistor Q5 dan Q7, dan yang kedua transistor Q6 dan Q8. Arus tail keduanya ditentukan oleh resistor R5 lalu dicerminkan oleh cermin arus Q1, Q4 dan Q2, Q3. Arus pada R5 sebesar 2 mA sehingga arus tail juga 2 mA. Oleh sebab itu arus kolektor tiap-tiap transistor pada LTP sebesar 1mA. Tegangan DC offset bisa diatur dengan trimpot R8.
Bagian VAS
VAS juga berupa LTP yaitu Q9, Q11 dan Q10, Q12. Dengan resistor emitor dan resistor tail tesebut, arus kolektor setiap transistor VAS sebesar 9mA. Cukup untuk menggerakkan output double emiiter follower. Pada bagian VAS ini diberi kompensasi agar penguatan pada frekuensi tinggi turun dengan kompensasi Miller C11 dan C12. Namun karena pemilihan nilai kapasitor ini cukup kecil, maka agar stabil diperlukan lead compensation C10 dan R30. Hal ini untuk mendapatkan safety margin (gain margin dan phase margin) yang mencukupi namun slew rate -nya tetap tinggi.
Bagian Output
Output yang digunakan adalah double emitter follower yang mudah implementasinya. Dengan nilai resistor emitor pada transistor finalnya, maka cacat crossover yang paling kecil didapat saat arus kolektor transistor final sebesar 80 – 90 mA. Ini bisa diatur dengan trimpot R35.
Konstruksi
Setiap LTP kedua transistornya harus ditempel badannya agar suhunya selalu sama. Ini gunanya agar DC offset relatif tidak terpengaruh oleh perubahan suhu. Khusus transistor VAS harus memakai pendingin misalnya tipe SK104 dan kedua transistor VAS dipasang pada satu pendingin dengan saling membelakangi.
Kedua cermin arus juga harus ditempel kedua badannya.
Transistor final, transistor driver, dan bias servo Q13 dipasang pada pendingin utama.
Hasil Simulasi
Phase Margin = 83 derajat dan Gain Margin = 25 dB.
Slew Rate = 72 V/µS
THD pada 75W/8Ohm, 1kHz -> 0.010225%
THD pada 75W/8Ohm, 20kHz -> 0.010916%
PSRR 1kHz -> 113 dB
Jika transistor VAS diganti dengan 2SC3503 dan 2SA1381, maka
Phase Margin = 83 derajat dan Gain Margin = 21 dB.
Slew Rate = 72 V/µS
THD pada 75W/8Ohm, 1kHz -> 0.002594%
THD pada 75W/8Ohm, 20kHz -> 0.006518%
PSRR 1kHz -> 110 dB
Jika transistor VAS diganti dengan MJE340 dan MJE350, maka
Phase Margin = 80 derajat dan Gain Margin = 18 dB.
Slew Rate = 23 V/µS
THD pada 75W/8Ohm, 1kHz -> 0.006767%
THD pada 75W/8Ohm, 20kHz -> 0.080475%
PSRR 1kHz -> 113 dB
Layout Yang Disarankan
Update
Untuk meningkatkan slew rate beberapa nilai resistor diganti nilainya. Dan schematic sesuai dengan gambar PCB di atas dengan jumper-jumpernya.
Hasil simulasi
Phase Margin = 84 derajat dan Gain Margin = 25 dB.
Slew Rate = 106 V/µS
THD pada 75W/8Ohm, 1kHz -> 0.009718%
THD pada 75W/8Ohm, 20kHz -> 0.010674%
PSRR 1kHz -> 113 dB
Salah seorang teman saya di sebuah sosial media mengaku sudah membuat amplifier ini dan puas. Saya sendiri baru bikin prototype dan belum selesai.
Baru jadi satu dengan komponen seadanya.
Update 26 Agustus 2015
Saya kurang puas kualitas frekuensi tinggi prototype sebelumnya. Setelah melakukan modifikasi akhirnya kualitas frekuensi tinggi berhasil ditingkatkan. Skematiknya seperti ini:
Salah seorang teman saya, mengatakan kualitas frekuensi rendahnya kurang. Maka saya sarankan untuk mengganti nilai C1 dengan 4,7uF dan C7 dengan 330uF/6.3V. Sekarang dia sudah puas.
herilrizk
8 Januari 2015 at 13:13
izin comot ya pak, mohon bimbingannya kedepannya..
anistardi
8 Januari 2015 at 13:32
Silakan….
jufri
18 Juli 2015 at 07:15
ijin juga paklek
dimmazwahyu
29 Maret 2015 at 21:01
Pak Bimo, kalau untuk audio pro, dengan PSU 45VAC lebih rekomended yang ini atau Elang Amplifier?
anistardi
29 Maret 2015 at 22:53
Elang, kalau yang ini belum saya simulasikan untuk PSU 45VAC.
Henry
25 April 2015 at 09:33
Pak Bimo, kualitas suara bagus mana…symetrical ini atau blamees 150 ?
anistardi
25 April 2015 at 10:16
Bassnya sedikit lebih bagus yang symetrical, tapi mid dan high bagus yang blameless 150. Secara keseluruhan saya lebih suka Blameless 150.
Henry
26 April 2015 at 21:15
Terima kasih atas sharingnya pak Bimo 🙂
Lek Priyono Klaten
27 April 2015 at 00:32
sampean yg difb mas Bimo ya ? sya tertari k sama Blamaless nya..
anistardi
27 April 2015 at 00:43
iya, kang…
Lek Priyono Klaten
27 April 2015 at 08:56
oww…. sip kang, makasih banyak. bagus keknya itu powernya. nanti sya coba.
Yob Sipe
18 April 2016 at 11:34
Gan mau nanya tapi agak melenceng dari topiknya.
seputar symsasym, saya udah bikin symasym dengan Tr Final seharusnya MJL3281A/MJL1302A tp karena tidak ada di pasar saya pakek 2SA1943/2SC5200 dan banyak yang udah bikin rangkaian yg sama pakenya 2SA1943/2SC5200 . Tapi Tr untuk driver yang seharusnya MJE15030/MJE15031 karena susah nyarinya saya ganti MJE15033/MJE15032 alhasil pas dicoba/dites tanpa beban output maupun input dengan catu 32V/5A kedua Tr MJE15033/MJE15032 udah panas padahal baru sekitar 5 menit. apakah ada solusi lain selain ganti Tr yang pas?
anistardi
18 April 2016 at 11:53
Mungkin osilasi. Ganti lead compensation. Silakan ditanyakan di group Facebook “DIY Audio Indonesia”. Di sana akan banyak yg bisa bantu.